Pages

Dasar Pemeliharaan Dipong (P. curtus, P. breitensteini, P. brongersmai)

Tuesday, August 25, 2015

Dasar Pemeliharaan Dipong (P. curtus, P. breitensteini, P. brongersmai)


Nama umum                    
dipong, sanca kendang, sanca darah

Family &  Nama Ilmiah     
 Boidae, Python brongersmai , Python curtus, Python breitensteini

Ciri – ciri umum                 
 Dipong memiliki warna beragam, mulai coklat, merah darah, hingga hitam, tergantung subspesies. P. Curtus (Sumatra Short Tailed) umumnya merupakan jenis yang paling kecil dengan warna saat dewasa hitam kecoklatan hingga hitam legam, beberapa memiliki kepala berwarna kuning. P. Brongersmai (Blood Python) merupakan jenis yang lebih besar dengan warna saat dewasa cenderung merah darah dengan corak kecoklatan pada badannya, beberapa spesimen memiliki warna coklat yang lebih terang sehingga nampak hampir kekuningan. Jenis yang terakhir P. Breitensteini (Borneo short Tailed) berukuran sedang dengan warna coklat tua.

Persebaran                         
Asia Tenggara, pulau Sumatra hingga Kalimantan

Ukuran                                 
 P. Curtus umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil daripada lainnya, berkisar pada 90 cm. P. Breitensteini berukuran sedang berkisar 150 cm, sedangkan P. Brongersmai merupakan jenis yang paling besar dengan panjang dapat mencapai 200 cm. Saat hatchling semuanya rata-rata memiliki ukuran 30 cm.

Kandang                            
 Untuk hatchling dapat digunakan kandang/kontainer plastik berukuran 40 x 20 cm, tinggi kandang tidak terlalu penting. Sedangkan dipong dewasa memerlukan kandang custom yang lebih besar. Rumus umum yang digunakan untuk menentukan kandang : panjang kandang setidaknya 2/3 dari panjang ular dan lebar kandang 1/3 dari panjang ular. Untuk hatchling seringkali diperlukan hiding cave untuk memberikan rasa aman dan nyaman, setidaknya hingga dipong sudah makan secara teratur dan terbiasa dengan kehadiran manusia. Yang harus menjadi catatan  adalah habitat hidup di alam, umumnya dipong hidup ditawa-rawa yang lembab. Sebaiknya gunakan substrat yang lembab, seperti moss atau berikan bak air yang cukup besar untuk berendam.

Diet                                        
 Jumper mencit hingga marmut masuk ke dalam menu ular yang satu ini. Saat hatchling umumnya mereka dapat dengan mudah menerima mencit jumper, semakin besar ukuran ular semakin besar pula pakan yang dapat diberikan. Ukuran maangsa yang baik berukuran 2 - 3 x dari kepala ular, hal ini akan memacu pertumbuhan ular. Daripada mangsa berukuran kecil yang banyak, ular lebih cepat tumbuh dengan mangsa berukuran besar.hal yang patut diperhatikan adalah dipong tidak poop/buang air air sesering ular lain (pada umumnya seminggu sekali). Pencernaan dipong memang lebih lambat sehingga dapat poop beberapa minggu bahkan bulan. Tetapi pakan tetap dapat diberikan 1 kali seminggu, jika ular menolak makan dapat diberikan lagi seminggu kemudian. Walau dipong ular yang memiliki badan relatif gemuk, usahakan jangan memberikan pakan secara berlebihan, permberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan mogok makan dimasa mendatang.

Perilaku umum                 
Dipong lebih seperti ular yang pasif dan menunggu untuk menyergap mangsanya. Di dalam kandangnya ular jenis ini tidak akan sering bergerak. Walaupun demikian jangan salah kira bahwa dipong adalah ular yang lambat, gigitannya kuat dan dapat bergerak cepat, bahkan saat terdesak dipong dapat melenting (melempar diri ke udara) untuk menghindari bahaya. Dipong hasil tangkapan liar, terutama yang dewasa, kerap menunjukkan perilaku agresif dan defensif. Dipong hasil ternak yang telah terbiasa dengan manusia sejak kecil dapat menjadi peliharaan yang sangat tenang dan aman.

Penyakit                              
Penyakit yang sering terjadi pada dipong adalah pilek. Walaupun dipong memerlukan lingkungan yang lembab, tetap berikan sebagian wilayah kandang area yang kering. Pilek dapat diketahui dari adanya lendir pada nostril (lubang hidung) atau mulut ular. Sering kali ular akan tampak tak tenang dan posisi kepala menengadah ke atas dan sesekali terdengar suara nafas yang berat (bedakan dengan hissing, mendesis saat ular terancam). Pilek dapat ditangani dengan meningkatkan suhu kandang dan menurunkan tingkat kelembaban. Ganti substrat dengan bahan yang kering dan naikkan suhu 5-7 derajat dapat membantu proses pemulihan. Penyakit lain yang sering terjadi adalah gagal sheding atau kulit yang kering pada hatchling, hal ini terjadi akibat kandang yang kurang lembab. Selalu karantina dan sendirikan ular baru dan sakit dari koleksi lainnya. Untuk menghindari penyakit selalu jaga kebersihan kandang dan tempat minum.

Dipong dapat menjadi peliharaan yang unik dan menarik. Bentuk badannya yang bantet memberikan kesan lucu pada ular yang satu ini. Walaupun demikian, jika memilih ular jenis ini bersiaplah memberikan perhatian yang lebih dibanding ular jenis lainnya.


No comments:

Post a Comment