Dasar
Pemeliharaan Dipong (P. curtus, P. breitensteini, P. brongersmai)
Nama umum
dipong, sanca kendang, sanca darah
Family & Nama
Ilmiah
Boidae, Python brongersmai , Python curtus, Python breitensteini
Ciri – ciri umum
Dipong memiliki warna beragam, mulai coklat, merah darah, hingga hitam, tergantung
subspesies. P. Curtus (Sumatra Short Tailed) umumnya merupakan jenis yang
paling kecil dengan warna saat dewasa hitam kecoklatan hingga hitam legam,
beberapa memiliki kepala berwarna kuning. P. Brongersmai (Blood Python)
merupakan jenis yang lebih besar dengan warna saat dewasa cenderung merah darah
dengan corak kecoklatan pada badannya, beberapa spesimen memiliki warna coklat
yang lebih terang sehingga nampak hampir kekuningan. Jenis yang terakhir P.
Breitensteini (Borneo short Tailed) berukuran sedang dengan warna coklat tua.
Persebaran
Asia Tenggara, pulau Sumatra hingga Kalimantan
Ukuran
P. Curtus umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil daripada lainnya, berkisar
pada 90 cm. P. Breitensteini berukuran sedang berkisar 150 cm, sedangkan P.
Brongersmai merupakan jenis yang paling besar dengan panjang dapat mencapai 200
cm. Saat hatchling semuanya rata-rata memiliki ukuran 30 cm.
Kandang
Untuk hatchling dapat digunakan kandang/kontainer plastik berukuran 40 x 20 cm,
tinggi kandang tidak terlalu penting. Sedangkan dipong dewasa memerlukan
kandang custom yang lebih besar. Rumus umum yang digunakan untuk menentukan
kandang : panjang kandang setidaknya 2/3 dari panjang ular dan lebar kandang
1/3 dari panjang ular. Untuk hatchling seringkali diperlukan hiding cave untuk
memberikan rasa aman dan nyaman, setidaknya hingga dipong sudah makan secara
teratur dan terbiasa dengan kehadiran manusia. Yang harus menjadi catatan adalah habitat hidup di alam, umumnya dipong
hidup ditawa-rawa yang lembab. Sebaiknya gunakan substrat yang lembab, seperti
moss atau berikan bak air yang cukup besar untuk berendam.
Diet
Jumper mencit hingga marmut masuk ke dalam menu ular yang satu ini. Saat hatchling
umumnya mereka dapat dengan mudah menerima mencit jumper, semakin besar ukuran
ular semakin besar pula pakan yang dapat diberikan. Ukuran maangsa yang baik
berukuran 2 - 3 x dari kepala ular, hal ini akan memacu pertumbuhan ular.
Daripada mangsa berukuran kecil yang banyak, ular lebih cepat tumbuh dengan
mangsa berukuran besar.hal yang patut diperhatikan adalah dipong tidak
poop/buang air air sesering ular lain (pada umumnya seminggu sekali).
Pencernaan dipong memang lebih lambat sehingga dapat poop beberapa minggu
bahkan bulan. Tetapi pakan tetap dapat diberikan 1 kali seminggu, jika ular
menolak makan dapat diberikan lagi seminggu kemudian. Walau dipong ular yang
memiliki badan relatif gemuk, usahakan jangan memberikan pakan secara
berlebihan, permberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan mogok makan
dimasa mendatang.
Perilaku umum
Dipong lebih seperti ular yang pasif dan menunggu untuk menyergap mangsanya. Di
dalam kandangnya ular jenis ini tidak akan sering bergerak. Walaupun demikian
jangan salah kira bahwa dipong adalah ular yang lambat, gigitannya kuat dan
dapat bergerak cepat, bahkan saat terdesak dipong dapat melenting (melempar
diri ke udara) untuk menghindari bahaya. Dipong hasil tangkapan liar, terutama
yang dewasa, kerap menunjukkan perilaku agresif dan defensif. Dipong hasil
ternak yang telah terbiasa dengan manusia sejak kecil dapat menjadi peliharaan
yang sangat tenang dan aman.
Penyakit
Penyakit yang sering terjadi pada dipong adalah pilek. Walaupun dipong
memerlukan lingkungan yang lembab, tetap berikan sebagian wilayah kandang area
yang kering. Pilek dapat diketahui dari adanya lendir pada nostril (lubang
hidung) atau mulut ular. Sering kali ular akan tampak tak tenang dan posisi
kepala menengadah ke atas dan sesekali terdengar suara nafas yang berat
(bedakan dengan hissing, mendesis saat ular terancam). Pilek dapat ditangani
dengan meningkatkan suhu kandang dan menurunkan tingkat kelembaban. Ganti
substrat dengan bahan yang kering dan naikkan suhu 5-7 derajat dapat membantu
proses pemulihan. Penyakit lain yang sering terjadi adalah gagal sheding atau
kulit yang kering pada hatchling, hal ini terjadi akibat kandang yang kurang
lembab. Selalu karantina dan sendirikan ular baru dan sakit dari koleksi
lainnya. Untuk menghindari penyakit selalu jaga kebersihan kandang dan tempat
minum.
Dipong dapat menjadi peliharaan yang unik dan menarik.
Bentuk badannya yang bantet memberikan kesan lucu pada ular yang satu ini.
Walaupun demikian, jika memilih ular jenis ini bersiaplah memberikan perhatian
yang lebih dibanding ular jenis lainnya.
No comments:
Post a Comment