Pages

Dasar Pemeliharaan Retic (Python reticulatus)

Friday, May 22, 2015

Species 101 Retic (Python reticulatus)

Setelah artikel sebelumnya membahas 'What to do', artikel kali ini akan membahas lebih dekat mengenai spesies Python reticulatus. Salah satu ular favorit yang dipelihara hobiis.



Nama umum                      : retic, sanca kembang, sanca batik

Family &  Nama Ilmiah    : Boidae, Python reticulatus

Ciri – ciri umum            : memiliki bentuk tubuh yang ramping dan panjang, memiliki garis hitam dari celah antara mata hingga ke leher dan corak pada punggungnya berbentuk belah ketupat, lingkaran, atau rantai yang bersambung dengan warna hitam. Warna dasar abu-abu, olive, hingga kuning. Corak dan warna memiliki beragam variasi tergantung asal daerah. Saat ini juga telah terdapat banyak mutasi warna yang dikembangkan hingga menciptakan warna-warna yang menarik, misalnya albino, golden child, tiger, ivory, montley, dan masih banyak lagi. Selain warna panjang retic pun beragam tergantung asal lokasi geografisnya. Secara umum dikenal dua jenis retic yaitu mainland dan dwarf. Retic mainland merupakan retic yang berasal dari pulau-pulau besar, misalnya Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Tersedianya mangsa dalam jumlah besar dan wilayah jelajah yang luas membuat retic dari pulau-pulau ini tumbuh besar. Sementara retic dwarf berasal dari pulau-pulau kecil (terutama di sekitar Sulawesi), batasan geografis menyebabkan retic di daerah ini beradaptasi menyusutkan ukurannya. Beberapa variasi bahkan memiliki ukuran yang ekstrem dan disebut super dwarf.

Persebaran                   : Asia Tenggara

Ukuran                        : hatchling retic mainland berukuran ± 90 cm, sedangkan retic dwarf berukuran jauh lebih kecil. Retic dewasa mainland dapat mencapai panjang 10 meter, namun lebih sering ditemukan berukuran 5-6 meter, sedangkan retic dwarf relatif lebih kecil dan dapat mencapai 3-4 meter, bahkan beberapa jenis super dwarf hanya mencapai panjang dibawah 2 meter.



Kandang                     : Untuk hatchling dapat digunakan kandang/kontainer plastik berukuran 40 x 20 cm, tinggi kandang tidak terlalu penting. Sedangkan retic dewasa memerlukan kandang custom yang lebih besar. Rumus umum yang digunakan untuk menentukan kandang : panjang kandang setidaknya 2/3 dari panjang ular dan lebar kandang 1/3 dari panjang ular. Untuk hatchling seringkali diperlukan hiding cave untuk memberikan rasa aman dan nyaman, setidaknya hingga retic sudah makan secara teratur dan terbiasa dengan kehadiran manusia.

Diet                               : mulai mencit hingga kambing merupakan range menu dari retic. Hatchling umumnya dapat langsung menelan mencit dewasa, semakin besar dapat berpindah menu menjadi rat, marmut, ayam, kelinci, dan kambing. Retic dwarf (kepulauan) umumnya berukuran kecil, sehingga ukuran mangsa pun relatif kecil. Ukuran maangsa yang baik berukuran 2 - 3 x dari kepala ular, hal ini akan memacu pertumbuhan ular. Daripada mangsa berukuran kecil yang banyak, ular lebih cepat tumbuh dengan mangsa berukuran besar. Pakan dapat diberikan seminggu sekali, untuk retic dewasa dengan menu makan besar dapat diberikan 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.



Perilaku umum              : retic merupakan ular yang cerdas, sangat aktif, dapat bergerak dengan cepat, dan memiliki nafsu makan yang besar. Dengan pemeliharaan yang baik dan interaksi yang intensif, retic akan terbiasa dengan manusia. Retic tangkapan liar umumnya sangat defensif dan sulit menerima kehadiran manusia. Retic yang jarang berinteraksi dengan manusia umumnya akan menjadi lebih agresif. Retic yang jinak pun dapat menggigit pemiliknya jika merasa terancam dan bangkitnya nafsu makan akibat bau pakannya. Gigitan retic dewasa dapat berbahaya jika dihadapi sendirian, setidaknya diperlukan 2 atau 3 orang untuk menangani ular berukuran diatas 3 meter untuk menghindari hal-hal yang fatal. Pada musim kawin atau jika birahi retic jantan umumnya dapat menjadi agresif.

Penyakit                     : penyakit yang sering terjadi pada retic adalah rubing. Rubing terjadi akibat retic menggesekkan mulutnya ke kandang karena lapar atau ingin keluar, rubing yang telah parah dapat menimbulkan infeksi pada mulut dan menyebabkan sariawan parah. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan memberikan pakan secra teratur dan menyediakan hiding cave untuk bersembunyi. Sedangkan untuk pengobatan dapat menggunakan obat luka biasa dan sariawan dapat diobati dengan albotyl. Tapi ingat, selalu lebih baik mencegah daripada mengobati. Penyakit lain umumnya kutu (terutama bagi retic dari tangkapan liar), pilek akibat perubahan suhu yang ekstrem. Selalu karantina dan sendirikan ular baru dan sakit dari koleksi lainnya. Untuk menghindari penyakit selalu jaga kebersihan kandang dan tempat minum.

Retic akan menjadi ular peliharaan yang menyenangkan bagi pemilik yang bertanggung jawab dan merawat dengan baik, dengan interaksi yang intensif retic akan menjadi ular yang bersahabat bahkan bagi anak-anak. Jika memilih ular jenis ini bersiaplan menghadapi pertumbuhan yang super cepat dan menyiapkan kandang serta pakan bagi ular berukuran raksasa.

Seperti biasa, artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman saya memelihara retic selama ini, jika ada hal-hal yang ingin ditambahkan dari teman-teman sekalian silahkan komentar atau hubungi saya. Informasi yang bermanfaat dengan senang hati akan dimasukkan sebagai tambahahan bahan.


What to do : Memilih Ular

Saturday, May 16, 2015

What to do : Memilih Ular


Memilih peliharaan merupakan hal yang gampang-gampang susah. Sering kita terpukau oleh keindahan corak dan warna sehingga mengabaikan hal-hal mendasar lain yang sangat penting diperhatikan, contohnya kesehatan. Memilih ular yang sehat merupakan keharusan, agar kelak kita tidak meyesali ular yang kita beli tiba-tiba sakit atau mati mendadak. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memilih ular yang sehat. Sebaiknya belilah ular secara langsung bertemu dengan penjualnya, sehingga kita dapat langsung melihat keadaan ularnya. Cukup banyak kasus penipuan di dunia reptil yang sekarang semakin ramai, kita harus lebih berhati-hati untuk melakukan transaksi.

1. Beli Hasil Ternakan
Dalam dunia reptil kita akan akrab dengan istilah WC, CH, dan CB. WC merupakan singkatan dari wild caught atau merupakan tangkapan liar, sering sekali ditemui orang yang menjual ular tangkapan liar. Umumnya berukuran dewasa atau remaja, walau terkadang ditemui ular WC yang masih kecil. Ular tangkapan liar ini seringkali agresif dan defensif di kandang, lebih sulit untuk diberi makan, dan sering kali membawa penyakit. Untuk hobiis pemula sangat tidak disarankan membeli ular jenis ini. Yang kedua dalah CH atau captive hatch. Captive hatch merupakan ular yang ditetaskan di penangkaran namun induknya diperoleh dari tangkapan liar, sehingga proses perkawinannya terjadi di alam dan tidak melibatkan campur tangan manusia. Keterlibatan manusia hanya sebatas membantu menetaskan telur tersebut. Ular CH umumnya memiliki karakter yang lebih tenang, karena telah berinteraksi dengan manusia sejak menetas, walau beberapa kemungkinan agresif. Hal ini sesuai teori dari para breeder di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa karakter ular dapat diturunkan ke generasi berikutnya, ular jinak akan menghasilkan ular yang jinak pula. Tidak ada salahnya membeli ular CH karena cukup mudah dipelihara. Tetapi perhatikan pembelian ular dari hasil tangkapan alam, saat ini semua spesies Python telah masuk Appendix II (kecuali Python molurus yang telah masuk Appendix I) yang berarti dapat dinaikkan menjadi Appendix I jika populasi alaminya terancam akibat perburuan besar-besaran. Paling aman adalah memilih ular CB atau captive breed, ular yang merupakan hasil ternakan dari breeder. Ular-ular ini hampir pasti jinak dan terbiasa dengan manusia, selain itu kesehatannya juga terjamin, diketahui asal usul genetiknya secara jelas dan tersedia dalam beragam morph (mutasi) yang menawan. Selain membeli ular dengan kualitas yang lebih terjamin kita juga turut melestarikan ular agar tetap lestari di habitat aslinya.

2. Lihat Juluran Lidah Ular
Ular yang sehat akan menjulurkan lidahnya untuk dapat mengetahui keadaan di sekitarnya. Lidahnya akan menangkap partikel udara dan diteruskan ke otak melalui organ Jacobson. Ular yang sehat akan menjulurkan lidahnya dengan kecepatan sedang, tidak terlalu cepat. Umumnya ular yang masih agresif akan menjulurkan lidahnya dengan cepat, dan jika juluran lidahnya lambat kemungkinan besar ular tersebut sakit.

3. Periksa Mulut dan Hidung Ular
Keadaan hidung dan mulut dapat menjadi indikator keadaan ular. Ular yang sehat mulut dan hidungnya akan bersih dari lendir atau cairan berlebihan. Perhatikan baik-baik pada lubangnya dan dengarkan suara nafasnya. Beberapa ular memang akan mendengus nafasnya, tetapi dapat dibedakan dengan suara nafas ular yang sakit akibat pilek. Tapi jangan salah menerka hissing ular dengan suara nafas akibat pilek. Ular terkadang akan mendesis jika merasa tidak nyaman, hal ini sangat wajar dan bukan berarti sakit.

4. Raba Tubuh Ular
Raba tubuh ular untuk mengetahui keadaan tulang ular dari leher hingga ke ekor, untuk memastikan tidak ada tulang yang patah atau bengkok. Perhatikan pula rahang ular, apakah normal atau tidak. Selain itu dengan meraba tubuh ular kita dapat mengetahui apakah ular tersebut makan dengan cukup atau tidak. Perhatikan pula jika ada tonjolan-tonjolan pada sekujur tubuhnya, tonjolan tersebut biasanya merupakan cacing atau cacar. Perhatikan juga keadaan kulitnya apakah licin dan mulus serta cukup lembab. Jika ada luka luar misalnya bekas gigitan tikus atau terkena benda tajam akan dapat ketahuan dari proses meraba ini.

5. Jangan Ragu Bertanya
Jangan ragu bertanya kepada pemilik sebelumnya mengenai riwayat perawatan ular tersebut, pemilik yang baik akan menjelaskan bahkan menerima konsultasi setelah proses pembelian. Dengan menanyakan langsung anda akan mengetahui lebih jauh mengenai kondisi ular tersebut, misalnya diet favoritnya, kapan terakhir poop, dan kebiasaan lain yang hanya diketahui pemilik sebelumnya.

6. Pilih Ular Sesuai Kemampuan Anda
Pilihlah spesies ular yang akan anda pelihara dengan bijak. Hal ini akan sangat berpengaruh kedepannya. Sebelum memutuskan memelihara selalu lakukan penelitian kecil seputar kebutuhan hidup yang akan diperlukan oleh ular yang anda minati. Jika anda hobiis pemula, sangat tepat untuk memulai dengan ular yang relatif jinak, tenang, dan berukuran tidak terlalu besar. Contoh ular yang tepat adalah ballpython, cornsnake, milksnake, dan kingsnake. Keempat ular tadi memang spesies impor, dan yang ada di Indonesia merupakan hasil jerih payah breeder baik lokal maupun asing, keempatnya relatif tenang dan jinak serta hanya akan mencapai ukuran dibawah 2 meter. Jika merasa telah cukup pengalaman dan mampu bertanggungjawab merawat ular yang lebih besar tidak ada salahnya mulai melirik dipong (blood python, borneo short tail, dan sumatra short tail), retic, atau spesies yang lebih besar lainnya. Perhatikan kebutuhan pakan tiap minggu dan perkandangan yang diperlukan. Jenis retic dan molu (Python molurus) dapat dengan mudah mencapai ukuran 3 meter dalam 1 tahun jika diberi pakan dengan cukup. Ada juga ular-ular yang memerlukan perlakuan khusus, misalnya carpet python (Morelia spilota) dan chondro/green tree python (Morelia viridis) yang sering kali moody dan menolak makan, untuk menjaga tubuhnya agar tetap atletis untuk memanjat pohon. Kebiasaan dan hal-hal kecil seperti ini dapat dipelajari melalui literatur maupun pengalaman. Selalu berusaha ketahui sebanyak mungkin mengenai ular kesayangan anda agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.